Tio |
Memiliki anak adalah hal yang terindah. Tapi saat ini,
saya memang belum memiliki anak dan belum menikah. Tetapi, saya memiliki
keponakan kecil bernama Tio. Nah, tio ini adalah batita yang saat ini berusia
satu tahun 3 bulan. Nah, perkembangannya yang pesat membuat kakak saya begitu
kewalahan, maklum lagi hamil anak kedua. Jadilah, saya sebagai tantenya juga
mengurus Tio. Saya memang tipe orang yang sangat menyukai anak-anak, terutama
balita. Siapa sih yang nggak suka sama mahluk kecil yang bikin orang pangling?
Mengasuh Balita memiliki cerita tersendiri, baik manis dan kadang-kadang
menjengkelkan. Tapi dijamin seru abiss.
Oke kok jadi ngawur sih ceritanya. Kembali ke laptop (dengan suara khas mas tukul ). Jadi Tio,
kesayangan ante sekarang sudah bisa banyak hal. Terutama berjalan tapi belum
bisa berlari cepat. Maklum anak ini lumayan gemuk. Semenjak mamanya hamil, dia
sudah tidak dapat ASI lagi, jadi diganti dengan susu formula. Selain berjalan,
Tio juga sudah bisa menjawab mengucapkan banyak kata diantaranya, papa, tata/
kakak, atut/ takut, dan sebagainya. Dia juga sudah bisa memanggil nama orang
dan mengenali nama orang sekitar.
Yang paling saya suka adalah Tio sangat suka disekitar
banyak orang. Dan semenjak bayi dia sudah terbiasa dengan orang. Artinya, dia
tidak akan menangis bila digendong oranglain. Makanya, dia memiliki banyak
teman meski usianya baru seumur jagung. Saya paling suka sama Tio, dia adalah
anak mahluk cerdas dan ekspressif sekali. Biasanya, kalau lagi menemani main,
trus saya pakai handhone, dia sering megang Hp saya. Dan karna sudah kebiasaan
diajakin selfie, maka ketika saya megang Hp, langsung deh dia menyita Hp saya.
Terkadang saya nggak kasih dan dia akan berlalu dan
menangis. Biasanya, saya sering menunjukkan video-video lucu anak-anak sehingga
dia akan tertawa, kadang nyanyian anak, sampai suara Tom Cat. Hasilnya, seru
sekali, Tio sangat nyaman ketika bermain. Saya sering mengatakan kosakata baru.
Misalnya kami sedang bermain dan ada seekor kucing lewat. Maka saya akan
bilang, “Itu Kucing ! pushh..push. maka dia akan menatap saya dan meilihat
mulut saya. Biasanya cara ini akan menambah kosakatanya setiap hari. Maka, ketika
keesokan harinya dia melihat kucing, maka dia akan bilang, ushhh...ushh
Tio and I |
Pernah
suatu saat, Tio makan permen karna saat itu saya baru beli permen. Dia lalu
minta pakai tangan kiri. Maka, saya ajarin Tio dengan lembut pakai tangan. Saya
lalu bilang, “ nanti kalo pakai tangan kiri, ante nggak kasih, maka tangan
manisnya?, sambil menunjuk tangan kanannya. Lalu, dia akan meminta dengan
tangan kanannya. Terus setelah saya beri permen. Dia pasti senang sekali. Tapi,
saya langsung bilang, “ bilang apa cantik?”. Tio akan kebingungan karna belum
diajarin, maka saya bilang,” makasih tantee. Maka dia akan membalas, “
maacih.... sambil tersenyum. Nah, senyumnya ini nih yang bikin saya meleleh dan
makin sayang.
Nah,
semenjak saya ajarin dan dibiasakan meminta dengan tangan kanan dan mengucapkan
terimakasih, Tio sudah terbiasa dengan ucapan tersebut. Nah, batita memang
harus diajarkan dengan etika sopan santun sehingga dia akan terbiasa.
Pengertian
batita
Menurut
Soetjiningsih (2004) Batita adalah satu istilah untuk anak berusia lima tahun
kebawah. Dimana anak sedang mengalami tumbuh kembang. Pada usia ini, batita
merupakan masa keemasan atau golden age yaitu batita aktif dalam mengawali
proses pelajaran ke sekolah, PAUD.
Salah satu point penting yang dapat diajarkan kepada
batita adalah sopan santun. Anak yang memiliki sopan santun pasti memiliki
karakter baik dan kecerdasan diatas rata-rata. Tak bisa dipungkiri bahwa Pendidikan
sopan santun berasal dari keluarga untuk pertama kalinya. Dimana anak lebih
banyak menghabiskan banyak waktu. Sikap anak mencerminkan didikan keluarganya.
Anak yang bersikap jorok tentu tidak jauh dari sikap keluarga yang buruk. Salah
satu sifat anak-anak adalah imitate yang berarti peniru. Jadi, anak akan meniru
perilaku orang-orang disekitarnya.
Menurut
Vigotsky, salah satu ahli psikologi Amerika menyebutkan sistem sosial sangat
penting dalam perkembangan kognitif anak. Sopan santun dapat diajarkan sejak
dini terhadap anak-anak. Banyak cara mengajarkan sopan santun, misalnya, mengucapkan
salam, mengucapkan terimakasih, maaf. batita akan senang belajar dalam
kehidupan sehari-hari dan tak menutup kemungkinan bahwa batita kerap melakukan
kesalahan. Sebagai orangtua, kita harus maklum akan hal ini. Kita tidak boleh
langsung menghardik atau membuat mereka menjadi takut berkembang. Ingat
kesalahan akan menjadi pelajaran bagi batita. Bila kita marah langsung didepan
mereka, maka kita sama saja menghambat perkembangan anak. Kita bisa mengajarkan
sopan santun dengan kelemahlembutan kepada batita. Bila batita melakukan
kesalahan dengan sengaja, maka kita harus beri pelajaran. Ajarkan bagaimana
caranya, bila memang masih bandel beri peringatan, kemudian bila tidak ada
unsur jera, bisa diberi hukuman. Misalnya, tidak akan dibelikan permen, atau tidak
boleh nonton film kartun kesayangannya sampai dia berjanji tidak akan
mengulangi kesalahannya lagi. Orangtua harus ekstra sabar menghadapi si kecil.
Batita
kerap memiliki etika makan yang salah. Tak bisa dipungkiri, terkadang batita
juga pilih-pilih makanan yang mereka sukai. Seperti keponakan saya, ketika
makan, Tio akan memegang cangkir dan menggulingkannya. Nah, mulai dari dini
harus kita tanamkan aturan sehingga dengan berjalannya waktu, akan semakin
mudah mengerti bagaimana cara makan yang baik. Semenjak itu, saya akan
menjauhkan cangkir dari jangkauannya. Dan ketika Tio minum, saya akan memegang
cankirnya sehingga cangkir tidak akan jatuh lagi.
Selain
mengajari sikap sopan santun pada anak, berilah perhatian kepada anak dengan
memperhatikan kebutuhan anak. Jangan lupa untuk memberikan pujian terhadap anak
supaya anak merasa senang dan tetap nyaman. Contohnya, ketika Tio sudah habis
makan maka saya akan bertepuk tangan. Nah, hal ini menunjukkan pujian karna dia
sudah menghabiskan makanannya. Dengan begitu, potensi anak terus berkembang.
Selain mengajari anak berbagai hal, jangan lupa untuk mengajari anak belajar
agama sejak dini, misalnya berdoa atau bisa juga menceritakan cerita tokoh
agama yang berkarakter baik, supaya anak tetap tumbuh dan taat pada agama.
Ajarkan lah anak-anak etika dan ajaran yang baik.
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam GIVEAWAY Happy Mom- YasMarina
Terima kasih atas partisipasinya, Mba. Semoga sukses :)
ReplyDeleteYess! Sepakat Kak. Attitude baik berupa sopan santun misalnya memang jadi pondasi awal bagi anak. Pintar, cantik/tampan, berbakat, itu urusan belakangan. Yang penting attitude oke, yang lain akan menyusul :)
ReplyDeleteBtw, aku ikutan giveaway ini juga Kak. Mampir ya. hihiii
www.inokari.com