Wednesday, November 2, 2016

[BOOK REVIEW] MAGIC BANANA by NINA LESTARI

  
Judul: Magic Banana
Penulis: Ninna Lestari
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Proofreader: M. Adityo Haryadi
Desain sampul: Orkha Creative
Cetakan: Pertama
Terbitan: Jakarta, 2016
Tebal: 264 Halaman
ISBN: 978-602-03-3393-9
Genre: Teenlit, Romance

[Blurb]
Hari-hari Alfa berubah sendu saat Alfi, saudari kembarnya, meninggal karena kecelakaan. Selama bertahun-tahun Alfa diliputi kesedihan, sampai akhirnya ia bertemu siswi baru bernama unik: Banana. Keberadaan cewek itu membuat sifat Alfa bangkit lagi.
Buat Alfa, mengerjai Banana memiliki kebahagiaan tersendiri. cewek nyentrik yang selalu membawa kotak makan berisi pisang itu mampu melupakan kesedihan Alfa. Sementara bagi Banana, mengenal Alfa adalah kesialan. Senior yang selalu memakai jaket dan beanie abu-abu itu selalu mengacaukan harapannya tentang masa SMA yang indah dan tenang.
Herannya, ada saja kebetulan yang mempertemukan Alfa dan Banana. Apakah perasaan mereka akan berubah seiring pertemuan mereka, apalagi dengan rentetan kejadian yang nggak pernah mereka duga sebelumnya?

[Review]
Alfa adalah sosok remaja yang rapuh. Dia selalu bersikap haus akan kasih sayang. Apalagi sejak kematian kembarannya, Alfi. Rasanya hidup semakin tidak mudah untuk dijalaninya. Berbagai masalah menghampiri hidupnya. Diusianya yang masih remaja dia harus menghadapi konflik perselingkuhan ayahnya. Akan Tetapi semenjak kehadiran Banana, hidupnya menjadi lebih berwarna dan seiring waktu mereka semakin saling menyukai.
Banana adalah tipe gadis remaja yang periang dan cerewet. Dia tidak suka diintimidasi oleh seniornya dan selalu memberikan perlawanan. Dia itu sosok gadis yang peduli dan bahkan berani,  dia berani memberikan solusi akan kehidupan rumah tangga orangtua Alfa. Dia ibarat malaikat yang menggantikan sosok Alfi, sang kembaran Alfa.
Novel ini mengisahkan cerita remaja yang mengalami pergolakan dalam kehidupannya. Alfa yang selalu bersedih akan kematian kembarannya, merasa tak ada lagi penyemangatnya dalam hidupnya. Belum selesai sampai disitu, dia juga harus menanggung kesedihan yang begitu mendalam atas kelakuan ayahnya yang membawa perempuan lain di dalam keluarganya, yang menjadi sumber kehancuran keluarga alfa.
Bermula dari ospek MOS, dia bertemu sosok Banana. Dia merasa bahwa gadis tersebut memiliki sesuatu yang membuatnya sangat tertarik. Sebenarnya, Alfa dan Banana bagaikan kucing dan tikus, mereka selalu bertengkar satu sama lain. Uniknya, mereka selalu berhasil membalaskan dendam masing-masing dengan cara yang mengesankan, manis, dan berkelas. Dari segi konflik, saya sangat suka akan perlawanan Banana terhadap Alfa. Dia selalu bersikap dewasa terhadap segala persoalan dan mau saling membantu. Disaat Alfa menyukai Banana, hadir pula Misca sahabat Alfa yang diam-diam menyukai Alfa. Bagaimana cerita akhir cinta diantara mereka ? Baca bukunya dan temukan jawabannya!
Saya cukup terbawa emosi ketika membaca buku ini. Tapi jujur, saya kurang menikmati jalan cerita dari kisah Alfa dan Banana yang agak monoton dan  sedikit membosankan.  Sebab, yang di hadirkan dalam jalan ceritanya hanya tentang Alfa dan banana, tak ada kisah kehidupan yang lain.  Seharusnya, menurut saya  penulis jangan terlalu monoton dalam jalan ceritanya, tetapi alangkah lebih baik jika memberikan sedikit humor dan menghadirkan tokoh-tokoh lain dalam jalan ceritanya, agar pembaca lebih enjoy dalam membaca seluruh isi novel.
Dalam novel ini, saya nyaris tidak menjumpai typo, tetapi pada halaman terakhir, saya menemukan beberapa typo, antara lain:
1.       Tercerabut – seharusnya tercabut (11)
2.      Menghidu- seharusnya  menghirupnya (215)
3.      Mulutya – seharusnya mulutnya ( 218)
4.      Tarian-tarian seharusnya tari-tarian (257)

Beberapa kalimat bijak dalam novel ini, seperti :
1.       Kehilangan itu emang menyakitkan, tapi itu bukan alasan buat terus larut dalam kesedihan. Life must go on. (16)
2.      Mudah sekali menorehkan luka dihati seseorang, tapi untuk menyembuhkan luka tersebut bahkan seumur hidup pun belum tentu mampu. (49)
3.      Terkadang seseorang yang sangat kita cintai dimasa lalu bisa bebalik menjadi orang yang paling kita benci dimasa depan. (85)
4.      Berubahlah atas dasar keinginan sendiri, bukan karna desakan oranglain. (247)

Novel ini sangat cocok dibaca oleh remaja karna ceritanya mengisahkan kehidupan remaja SMA. Dalam novel ini, saya dapat mengambil banyak pesan moral yaitu :
1.       Tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan, iklaskan orang yang kita cintai dengan begitu maka kita akan merasa lebih baik.
2.      Berdamai dengan masa lalu adalah sebuah kebijakan. Tak ada guna untuk menyimpan apalagi  membalaskan dendam karna hanya akan menyisakan luka.
3.      Orang yang kita sayangi  akan memberikan dampak positif dalam hidup kita.


1 comment: