Saturday, May 14, 2016

Ayah



        Masih jelas dibenakku kejadian 3 tahun lalu tepatnya  bulan september 2013 .Saat itu Ayah muntah-muntah tak karuan .Dia berguling dan menjerit menahan sakit pada perutnya .Kami sekeluarga sangat ketakutan .Apalagi aku , aku tidak tega melihatnya menderita seperti tiu .Aku dan Ibu langsung membawa ayah ke rumah sakit yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah .Aku membonceng ayah dan Ibuku dengan kereta bebek .Segera kami bawa dia keruangan dan di puskes hanya ada perawat dan bidan .Ayah segera diperiksa , kulihat wajahnya sudah pucat kekuningan .Beberapa menit kemuan dokter datang dan langsung memberi pertolongan .Dokter kasih ayah obat ketika di pusket dan Ayah berhenti muntah-muntah .
       Sang dokter segera berbicara kepada kami bertiga yaitu Aku dan Ibu .Dokter mengatakan adanya gejala atau penyakit dalam perut ayah tapi belum bisa dipastikan karna alat-alat medis sangat terbatas di puskesmas jadi pasien harus dirujuk ke rumah sakit .Waktu itu , sang dokter segera menulis surat rujukan ke rumah sakit Pangururan sekitar 42 km dari puskesmas .Segera lah ayah dan Ibu berangkat kerumah sakit .Kebetulan saya tidak ikut bersama mereka karna saya harus mengurus ke 4 adik saya yang masih sekolah . Saya segera kembali pulang kerumah mempersiapkan selimut dan termos kecil untuk di bawa oleh Ibu ke rumahsakit.
       Pada hari itu juga , Ibu dan ayah pergi ke pangururan menggunakan angkot .Ayah segera diberi obat-obatan karna kondisinya sangat memprihatinkan .Segera dokter memeriksa keadaanya , nama dokter itu adalah dr.Adrianus  .Ayah tidur setelah minum obat  .  Ketika malam pertama di rumah sakit ,lampu padam dan ayah kumat lagi , dia terus menangis dan memegangi perutnya .Ibu berlari memanggil perawat dan dokter , Ketika hendak berjalan di lorong , Ibu melihat sosok wanita rambut panjang tetapi kakinya tidak menyentuh lantai sama sekali .Dia terkejut dan kembali masuk ke dalam kamar , dia menemukan ayah yang sedang membuka infus yang terpasang .Perawat dan dokter segera datang , perawat segera memasang kembali selang infus ke tangannya ayah .Ibu mulai menangis .Tak ada yang keluar dari bibirnya.Air matanya deras tak karuan .
    Paginya ibu sempat menggambil resep dokter dan membeli obat di apotek , walaupun ayah punya askes (asuransi kesehatan ) hal itu rupanya tidak berlaku di rumah sakit. Semua harus dilakukan dengan uang tunai .Intinya ada uang ada obat .Segera lah ibu menjualkan cincin yang dipakainya .Dia segera menebus obat untuk ayah .Tak lama setelah itu , keadaan ayah semakin memburuk ,Pasien kejang-kejang dan muntah .Ibu teriak-teriak kembali .Dokter memeriksa keadaan ayah dan menyuntiknya .Setelah itu Ibu diajak oleh dokter untuk mengobrol .Dokter tidak bisa mengangani pasien secara detail karna peralatan yang terbatas lagi-lagi kendalanya hanya itu .Memang belum ada rumah sakit dengan fasilitas baik di kabupaten ini .Kemudian ayah dirujuk kerumah sakit  bahkan rumah sakit sempat menawarkan memakai mobil ambulance tetapi harus bayar Rp.1.400.000.Ibu tidak punya uang sama sekali sehingga mereka pergi naik taxi .
    Ayah dirujuk ke rumah sakit Adam malik ,Medan .Ayah sudah tak sadarkan diri ketika dibawa kerumah sakit .Jujur saya , aku bersama adik menagis mendengar suara ayah di telepon yang bilang supaya rajin-rajin belajar dan baik-baik .Kami semua menangis ,Aku tidak tega melihat adikku yang masih kecil-kecil ,segera kupeluk mereka.Hatiku sangat sakit mendengarnya .Jiwaku seperti tenggelam dilautan dalam ketika mendengar suaranya .Duniaku terasa gelap , aku lumpuh .Apakah aku akan kehilangan sosok ayah dalam hidupKu ? Bukankah ini masih terlalu diri untukku ? Untuk adik-adikku ? Hanya tangis yang ku bisa saat ini .Telepon itu langsung putus  .Sesaimpainya di rumah sakit,Ayah langsung dibawa ke ruangan dan diperiksa oleh dokter .Jujur saja , begitu banyak pasien yang bertebaran di lantai rumah sakit ,mungkin tidak ada lagi tempat untuk menampung mereka .
Dokter segera mencek darah dan sebagainya .Setelah sehari laboratorium mengatakan bahwa ayah menderita ‘’Batu Ginjal’’ dan batu ginjal itu sudah besar , maka solusi satu-satunya adalah melakukan operasi .Resiko harus ditanggung .Ayah sudah sekarat maka Ibu langsung setuju untuk tanda tangan .Setelah berhari-hari puasa dan ayah harus diperiksa dengan berbagai macam dengan radiologi ,foto sinar x , periksa jantung dan banyak produser sebelum operasi .
    Tidak henti-hentinya kami berdoa supaya ayah tetap bertahan .Saya paling tidak bisa menahan kesedihan ini , saya orang yang sangat sensitif .Ketika ditanya orang , bagaimana keadaan ayah , maka saya selalu menangis , suara selalu mengiang-ngiang ditelinga saya .Saya selalu puasa dan berdoa untuk kesembuhan ayah .Dan keajaiban pun terjadi ayah berangsur-angsur pulih dan dapat berjalan .Ini adalah Muzizat dari Tuhan .Dia menyelamatkan ayah dari maut .
 Inilah pengalaman saya yang paling menyakitka , bukan sekedar patah hati lagi , tapi setengah jiwa saya pergi .Tapi Tuhan mendengar doa saya .



‘’Tulisan ini diikutsertakan Giveaway -Pameran Patah Hati –‘’


No comments:

Post a Comment