Pulau bali. Siapa yang tidak tahu pulau
bali. Pulau yang terkenal akan keindahannya sampai keseluruh penjuru dunia. Keindahan
pulau yang memukau membuat semua orang ingin mengunjungi tempat itu. Pesonanya yang
indah bukan main memanjakan setiap turis yang datang. Tentunya, Bali terkenal
bukan hanya karna pesona alamnya saja tetapi juga masyarakat bali harus
diacungi jempol. Masyarakat yang peduli akan kemajuan Bali turut menjaga dan
melestarikan tempat tersebut.
Bali adalah tempat yang paling sempurna.
Semuanya pas, mulai dari alam yang indah, masyarakatnya yang ramah, serta adat
dan budaya yang unik menambah nilai plus Bali dimata setiap orang. Tentu saja
masyarakat Bali yang menjunjung tinggi adat-istiadat leluhur mereka. Sebagai warga
Indonesia, masyarakat bali memang terkenal memegang teguh 4 pilar Indonesia. Pilar tersebut dijadikan
sebagai pondasi yang kuat dalam kehidupan mereka. Masyarakat Bali yang mencerminkan empat
pilar Jiwa Indonesia yaitu kegigihan, keteguhan, kesabaran, gotong royong.
1.
Kegigihan
Kegigihan masyarakat Bali dalam
mewujudkan pembangunan jelas harus dihargai
dan diacungi jempol. Sebut saja upaya Gusti Agung Prana, Ketua Yayasan Karang Lestari merehabilitasi terumbu
karang dan mengembangkan menjadi kawasan ekowisata berbasis partisipasi
masyarakat lokal. Bukan pekerjaan yang mudah untuk melakukan hal
tersebut. Tetapi usaha tidak akan menghianati hasil. Kerja
keras Yayasan Karang Lestari selama 22 tahun merehabilitasi terumbu karang berbuah manis . Pada 1992, terumbu karang
sudah mulai tumbuh kembali dengan keanekaragamannya, kelompok ikan kecil dan
besar pun sudah bermigrasi ke dalam area rehabilitasi terumbu karang sebagai
natural habitatnya.
2. Keteguhan
Lihatlah, masyarakat Bali
selalu memakai pakaian adat disemua lapisan masyarakat bahkan pemerintah
sekalipun. Mereka tidak terbawa arus dalam dunia asing. Mereka masih setia mempertahankan
kebudayaan masyarakat Bali yang bernilai religius. Seperti kasus Bom Bali I dan
II, sikap keteguhan hati masyarakat Bali tetap
tak bergeming menghadapi bencana dan konsistensi batin untuk tetap melayani serta
memperbaiki diri sehingga dunia tetap empati . Alhasil, mata dunia terbelalak
melihat kebersamaan dan kebersahajaan masyarakat untuk menanggung derita Bom
Bali. Bisa dibayangkan bila masyarakat ribut, menyalahkan ini-itu, tentu
kondisi Pulau Dewata ini akan seperti neraka. Sekali lagi, Bali tetap menjadi
incaran para turis.
Agama Hindu
mengajarkan umatnya untuk menjadi orang yang sabar dan bersyukur, melalui
praktek-praktek spiritual.Kesabaran masyarakat
Bali dapat kita rasakan keheningan dan ketenangan masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari.Mereka sabar melakukan pekerjaan mereka. Hasilnya pekerjaan
menghasilkan hasil yang luar biasa. Salah satunya adalah memahat. Para pengrajin
sangat sabar memahat dan dan menciptakan
kreasi.
4.
Gotong-royong
Pulau Bali hari
ini tidak terlepas dari aksi masyarakat yang selalu bekerja keras dan
bergotong-royong dalam melaksanakan pembangunan disetiap daerah. Berbagai lapisan
masyarakat peduli dan berpartisipasi dalam mewujudkan pembangunan. Mulai dari
pemerintah, masyarakat lokal maupun perantauan turut berpartisipasi mengembangkan
potensi suatu daerah sehingga masyarakat mengalami kemajuan.
Beberapa istilah
gotong-royong dalam kehidupan masyarakat Bali.1.
Mesilih-bahu sebagian
masyarakat bali masih mengandalkan mata pencaharian dari hasil bertani. Masyarakat
Bali saling membantu dengan meminjamkan
ternak mereka untuk dipakai dalam pengolahan tanah sebagai penarik bajak.
Sebagai imbalan dalam hubungan timbal balik maka petani yang meminjam ternak biasanya
menyuguhkan makanan dan minuman, dan begitu pula sebaliknya. Sehingga
rasa persaudaraan semakin kental.
2. NgromboKata ngrombo berasal dari kata dasar rombo yang
berarti bantu. Ciri khas dari proses kerjasama ini terjadi karena suatu tingkat
ketidakmampuan tertentu, misalnya karena usia lanjut, atau jenis pekerjaan
terlalu berat. Bisa kita jumpai ketika mempersiapkan perkawinan, upacara
keagamaan, membangun rumah, pura, dan lain-lain. Tujuan romboan adalah pekerjaan menjadi ringan dan cepat selesai.
3. MetulungDalam konteksnya, metulung berarti membantu
seseorang yang sedang berada dalam keadaan bencana, malapetaka, atau
kecelakaan. Ciri khas dari metulung ini adalah sifatnya yang sangat spontan.
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam #JejakMahaKaryaBlogCompetition.
No comments:
Post a Comment