Monday, August 1, 2016

Mengenal Bali lebih dekat


Pulau bali. Siapa yang tidak tahu pulau bali. Pulau yang terkenal akan keindahannya sampai keseluruh penjuru dunia. Keindahan pulau yang memukau membuat semua orang ingin mengunjungi tempat itu. Pesonanya yang indah bukan main memanjakan setiap turis yang datang. Tentunya, Bali terkenal bukan hanya karna pesona alamnya saja tetapi juga masyarakat bali harus diacungi jempol. Masyarakat yang peduli akan kemajuan Bali turut menjaga dan melestarikan tempat tersebut.

Bali adalah tempat yang paling sempurna. Semuanya pas, mulai dari alam yang indah, masyarakatnya yang ramah, serta adat dan budaya yang unik menambah nilai plus Bali dimata setiap orang. Tentu saja masyarakat Bali yang menjunjung tinggi adat-istiadat leluhur mereka. Sebagai warga Indonesia, masyarakat bali memang terkenal memegang teguh  4 pilar Indonesia. Pilar tersebut dijadikan sebagai pondasi yang kuat dalam kehidupan mereka. Masyarakat Bali yang mencerminkan empat pilar Jiwa Indonesia yaitu kegigihan, keteguhan, kesabaran, gotong royong.

1.      Kegigihan
Kegigihan masyarakat Bali dalam mewujudkan pembangunan  jelas harus dihargai dan diacungi jempol. Sebut saja upaya Gusti Agung Prana, Ketua Yayasan Karang Lestari  merehabilitasi terumbu karang dan mengembangkan menjadi kawasan ekowisata berbasis partisipasi masyarakat lokal. Bukan pekerjaan yang mudah untuk melakukan hal tersebut. Tetapi usaha tidak akan menghianati hasil. Kerja keras Yayasan Karang Lestari selama 22 tahun merehabilitasi terumbu karang berbuah manis . Pada 1992, terumbu karang sudah mulai tumbuh kembali dengan keanekaragamannya, kelompok ikan kecil dan besar pun sudah bermigrasi ke dalam area rehabilitasi terumbu karang sebagai natural habitatnya.

2.    Keteguhan
Selain terkenal akan kegigihannya, orang Bali juga terkenal akan keteguhan hatinya. Masyarakat Bali sangat memegang teguh norma dan adat istiadat leluhur mereka. Terbukti dalam kehidupan sehari-hari , mereka lekat dengan upacara-upacara adat. Norma adat yang lekat dengan masyarakat sehingga terciptanya kebersamaan. Salah satu bukti adalah  walaupun begitu banyak turis asing yang datang ke Bali, mereka tetap memegang teguh norma mereka. 
Lihatlah, masyarakat Bali selalu memakai pakaian adat disemua lapisan masyarakat bahkan pemerintah sekalipun. Mereka tidak terbawa arus dalam dunia asing. Mereka masih setia mempertahankan kebudayaan masyarakat Bali yang bernilai religius. Seperti kasus Bom Bali I dan II, sikap keteguhan hati masyarakat Bali tetap tak bergeming menghadapi bencana dan konsistensi batin untuk tetap melayani serta memperbaiki diri sehingga dunia tetap empati . Alhasil, mata dunia terbelalak melihat kebersamaan dan kebersahajaan masyarakat untuk menanggung derita Bom Bali. Bisa dibayangkan bila masyarakat ribut, menyalahkan ini-itu, tentu kondisi Pulau Dewata ini akan seperti neraka. Sekali lagi, Bali tetap menjadi incaran para turis.

3.    Kesabaran
Selain piawai dalam  seni, budaya, dan pertahanan sektor pariwisata Indonesia dalam persaingan global masyarakat Bali. Masyarakat bali yang mayoritas memeluk agama Hindu selalu berpegang teguh pada nilai-nilai religius dalam hidup mereka. Mereka memegang teguh ajaran agama Hindu  salah satunya adalah sikap sabar . Dalam ajaran Panca Yama Brata, sikap sabar hendaknya menjadi landasan spiritual dalam memandang masalah yang dihadapi. Terbukti, masyarakat Bali tutur katanya lembut dijaga dengan intonasi yang enak didengar. 
Agama Hindu mengajarkan umatnya untuk menjadi orang yang sabar dan bersyukur, melalui praktek-praktek spiritual.Kesabaran masyarakat Bali dapat kita rasakan keheningan dan ketenangan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.Mereka sabar melakukan pekerjaan mereka. Hasilnya pekerjaan menghasilkan hasil yang luar biasa. Salah satunya adalah memahat. Para pengrajin  sangat sabar memahat dan dan menciptakan kreasi.

4.    Gotong-royong
Pulau Bali hari ini tidak terlepas dari aksi masyarakat yang selalu bekerja keras dan bergotong-royong dalam melaksanakan pembangunan disetiap daerah. Berbagai lapisan masyarakat peduli dan berpartisipasi dalam mewujudkan pembangunan. Mulai dari pemerintah, masyarakat lokal maupun perantauan turut berpartisipasi mengembangkan potensi suatu daerah sehingga masyarakat mengalami kemajuan.

Beberapa istilah gotong-royong dalam kehidupan masyarakat Bali.1.  Mesilih-bahu  sebagian masyarakat bali masih mengandalkan mata pencaharian dari hasil bertani. Masyarakat Bali saling membantu dengan meminjamkan ternak mereka untuk dipakai dalam pengolahan tanah sebagai penarik bajak. Sebagai imbalan dalam hubungan timbal balik maka petani yang meminjam ternak biasanya menyuguhkan makanan dan minuman, dan begitu pula sebaliknya. Sehingga rasa persaudaraan semakin kental.
2. NgromboKata ngrombo berasal dari kata dasar rombo yang berarti bantu. Ciri khas dari proses kerjasama ini terjadi karena suatu tingkat ketidakmampuan tertentu, misalnya karena usia lanjut, atau jenis pekerjaan terlalu berat. Bisa kita jumpai ketika mempersiapkan perkawinan, upacara keagamaan, membangun rumah, pura, dan lain-lain. Tujuan romboan adalah pekerjaan menjadi ringan dan cepat selesai.
3.  MetulungDalam konteksnya, metulung berarti membantu seseorang yang sedang berada dalam keadaan bencana, malapetaka, atau kecelakaan. Ciri khas dari metulung ini adalah sifatnya yang sangat spontan. 
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam #JejakMahaKaryaBlogCompetition.

No comments:

Post a Comment