By
yohana siallagan
Pagi itu sedang berlangsung pelajaran matematika, Kepala sekolah datang
membawa seorang murid cantik. Rupanya anak kelas X A sedang kedatangan seorang
siswa baru, namanya Dita pindahan dari Bali. Orangnya sangat cantik dan lembut.Dita
memperkenalkan diri di depan kelas. Dia kemudian duduk di belakang Ana. Semua
cowok berbisik melihat ada anak baru. Pelajaran dilanjutkan oleh Bu widya.
Ketika dikantin, Dion sahabat baiknya Ana datang menghampirinya yang sedang
asyik makan bakso. Dia mengatakan bahwa Dita itu anak manis. Ana yang sifatnya
kepo langsung nanya-nanya sahabatnya itu. Setelah selesai makan bakso, mereka
balik ke kelas. Dion menyalam Dita dan berkenalan dengannya. Mereka cepat
akrab.Banyak mereka bercerita. Ana juga menghampiri mereka berdua.
Ana janjian kepada Dion untuk menemaninya ke toko kaset. Dion mau saja.
Sepulang sekolah, mereka langsung naik motor Dion dan pergi ke toko kaset.
Sesampainya di toko, Ana langsung mencari kaset band kesukaanya ‘’Peterpan’’
dia sangat mengidolakan ariel dan suaranya, lagunya sangat menyentuh. Ketika
sampai pada rak kaset, ada seorang pria sedang mengambil kaset peterpan, kaset
itulah kaset terakhir yang tersedia di toko itu. Ana sempat memohon pada pria
itu untuk membelinya tetapi cowok ganteng itu hanya cuek saja meninggalkan Ana.
Walaupun kecewa, tetapi dia tidak lantas putus asa, dia langsung memesan
kaset kesukaannya pada penjaga toko. Mereka akhirnya pulang kerumah untuk
mempersiapkan speech debate keesokan harinya antar sekolah. Dia belajar dan
betul-betul memahaminya.Dia tak sabar akan bertanding dengan anak sma lainnya. Pertandingan
speech debate akan dimulai. Team sekolah Tunas Bangsa adalah Ana, Dion dan
Imel. Mereka melawan anak Tarumanegara. Sebelum memulai speech debate
peserta terlebih dahulu memperkenalkan
diri kepada semua hadirin.
Ana optimis bahwa tim mereka akan menang. Saat berhadapan dengan anak
Tarumanegara, Ana bertemu dengan cowok tampan di toko kaset itu,rupanya namanya
Edo dan dia adalah salah satu peserta dari speech debate. Ana merasa bisa
mengalahkan mereka.Speech debate pun dilakukan dalam bahasa inggris. Tepuk tangan
riuh bergemuruh terdengar, serak sorai pada peserta. Semua peserta sangat
antusias berkompetisi dengan yang lainnya.Akhirnya setelah selesai, Ana, Dion
dan Amel langsung pergi ke kantin untuk makan siang sebentar.
Ketika di kantin mereka bertemu dengan Anak tarumanegara lainnya sedang
makan siang juga. Mereka berbisik-bisik tentang sekolah Pelita, yaitu sekolah
Ana dan kawan-kawanya. Ana tidak tahan dan langsung melabrak mereka. Dia bilang
bahwa dia akan memenangkan pertandingan ini. Edo kemudian datang untuk
menengahi perkelahian itu, mereka pun bubar. Pengumuman pemenang ternyata jatuh
ketangan anak pelita bangsa, yaitu tim Ana dan kawan-kawan, mereka sangat
bangga menerima piala tersebut. Ketika mereka pulang, Edo mengucapkan selamat
pada Ana, Edo begitu perhatian padanya dengan senyum tampannya.
Ketika hari minggu, Anak sedang sibuk membaca buku yang baru di belinya
sambil mendengar lagu peterpan, band yang paling dia sukai. Tiba-tiba, Ibu
datang dan memberi tahu bahwa Ana kedatangan tamu, Ana sempat bingung dan
menjumpainya di ruangan tamu. Ternyata Edo, Ana kaget karna dia belum mandi dan
rambut acak-acakan, Edo berniat mengajak Ana untuk menonton film di bioskop,
dia juga sudah minta izin sama Ibu Ana, Ibu Ajeng.
Keduanya berangkat dengan mobil Edo, mobil kodok klasik yang sangat nyaman,
ketika itu lagu di radio berubah menjadi lagu peterpan, Mimpi yang sempurna.
Ana cerita kepada Edo bahwa dia punya banyak cita-cita yang harus di wujudkan.
Edo terkesima mendengar penuturan Ana yang polos nan ceplas-ceplos. Mereka
menonton fill komedi, selama tayang mereka tertawa bebas. Sungguh pemandangan 2
insan yang sedang bahagia. Setelah itu, Mereka sempat makan es krim di toko. Es
krim adalah kesukaan Edo, karna Cool like Ice
and Sweet like ice cream. Mereka menghabiskan waktu bersama-sama.
Edo meraih tangan Ana dan mengatakan bahwa dia tak ingin berpisah darinya.
Ana sangat senang berada di samping edo. Mereka sempat berfoto, makan siang,
lihat bunga-bunga cantik. Mereka tak ingin di pisahkan. Edo menggenggam tangan
Ana erat sekali dan dia bilang kalau dia sayang sekali pada ana. Ana tersenyum
bahagia, Edo adalah orang yang paling dekat dengan dia. Kemudian, mereka
pulang. Edo mengantarkan Ana dan memberikan oleh-oleh kepada Ibu Ajeng sebagai
tanda terimakasih telah mengizinkan Ana bersamanya.
Ketika pukul 10.00 malam, Ana mendapat telepon bahwa Edo mengalami
kecelakaan, Dia hampir tak percaya dan menjerit. Segera dia pergi ke rumah
sakit, air matanya tak henti-henti mengalir. Sesampai di rumah sakit, Dia
melihat orangtua Edo, Ana langsung memeluk mereka berdua. Dokter yang baru keluar ruangan
mengatakan bahwa Edo tidak dapat melewati masa kritisnya. Edo telah meninggal,
dia meninggalkan orang-orang yang dikasihinya. Ana sangat tepukul dan melihat
Edo sudah terbujur kaku, darah di wajahnya sudah membeku. Ana menjerit
memanggil nama Edo, berharap dia bisa mendengar dan melihat wajahnya untuk yang
terakhir kalinya. Keesokan harinya, Ana ikut pergi ke pemakaman Edo. Dia sangat
bersedih. Wajah pucat dan badannya sangat lemah. Dia mengucapkan kata perpisahan
terakhir kepada Edo, Pria yang sangat di sayanginya itu. Edo telah beristirahat
dengan tenang di surga, dia sudah bahagia, Tak ada lagi rasa sakitnya, Mimpinya
telah sempurna.
No comments:
Post a Comment