Wednesday, July 27, 2016

[Book Review] The Chronicles of Audy : 21 by Orizuka











The Chronicles of Audy: 21 (The Chronicles of Audy #2)
Penulis: Orizuka
Penyunting: Tia Widiana
Cover desainer dan ilustrator: Bambang 'Bambi' Gunawan
Penerbit: Haru
ISBN: 602-774-237-2
Cetakan pertama, Juli 2014
308 halaman

[ Blurb ]

Hai. Namaku Audy.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja,
sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R.
Aku sempat berhenti, tapi mereka berhasil membujukku untuk kembali setelah memberiku titel baru: “bagian dari keluarga”.

Di saat aku merasa semakin akrab dengan mereka,
pada suatu siang,
salah seorang dari mereka mengungkapkan perasaannya kepadaku.
Aku tidak tahu harus bagaimana!
Lalu, seolah itu belum cukup mengagetkan,
terjadi sesuatu yang tidak pernah terpikirkan siapa pun.
Ini, adalah kronik dari kehidupanku yang semakin ribet.
Kronik dari seorang Audy.
                                                          ***
[Review]

Dalam buku ini, perkembangan karakternya sangat terasa sekali Audy kembali lagi ke rumah 4R. Kamu bisa membaca review seri 1 The Chonicles of Audy : 4R disini . Perlahan-lahan, Audy move on dari Regan. Regan hanya menganggapnya adik, tidak lebih. Karakter  Regan masih sama, masih pekerja keras, masih sebagai pemimpin, masih ganteng, masih bau maskulin, dan tentunya masih setia menunggu Maura, siapa Maura?.
Sosok romeo yang terkesan jorok dan jarang keramas dan berbagai kekonyolan tingkahnya yang lainnya membuat pembaca senyum-senyum sendiri. Rex yang selalu cool kayak kulkas, cuek kepada Audy. Tetapi perlahan-lahan sikapnya berubah karna dia menyukai gadis tersebut. Yah, cowok yang berumur 17 tahun dan masih pakai seragam sekolah SMA menyukai sosok Audy yang sebentar lagi kelar dari skripsinya. What??? Rex suka masa yang tua-tua yah, keinget Raffi Ahmad jadinya. J
Yang terakhir sosok imut Rafael, dia menunjukkan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Audy mengajari banyak hal kepadanya seperti sopan santun karna kelakuan anak itu memang sudah luar biasa. Rafael memang balita yang genius, diumurnya yang masih balita dia sudah bisa mengutak-atik kubik bahkan mengajari teman-temanya. Dia juga menyanyikan lagu pop modern “Call me maybe” yang seharusnya masih menyanyikan lagu Naik kereta api..tut..tut.. . Luar biasa genius nih anak, tapi itu semua karna sang kakak Romeo selalu memutar lagu pop sehingga Rafael familiar dengan lagu tersebut. Dia memang akrab sekali dengan Romeo. Satu hal yang pastinya bikin saya senyum-senyum sendiri. Rafael  selalu tidak nyaman ketika disekolah dan berhadapan dengan murid biasa. Kalo, ingat adek sih Rafael gemes banget . Pokoknya Di buku ini lebih ke pendalaman karakter, begitu juga pendalaman hubungan Audy dengan 4R.
Audy tahu bahwa Regan sangat mengharapkan dan masih setia menunggu Maura dari komanya. Dan satu yang pasti, ketika maura bangun dari tidurnya, dia harus bersiap meninggalkan 4R yang telah menjadi keluarga baginya. Di buku ini muncul tokoh baru yang bernama Maura dan Ajeng.
Siapakah Maura? Apakah dia akan bangun dari komanya? Sanggupkah Audy  berpisah dengan 4R? Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Maura dengan Rex?
Kutipan Favorit:
1.   Aku tidak akan menyerah hanya karna satu dua komentar pedas.-halaman 40
2.   Kadang... walaupun ada hal-hal yang menurutmu benar, lebih baik kamu simpan di dalam hati. Atau sampaikan dengan cara yang lebih baik.- halaman 84
3.   Berharap bikin kita lebih bersemangat hidup, kan? Tentunya sambil disertai usaha yang konkret. – halaman 144
4.   Sampai aku jadi orang yang bisa kamu andalkan, sampai kamu nggak lagi menganggap perasaanku beban, sampai kamu sepenuhnya yakin, aku nggak akan minta jawaban. – halaman 290
5.   Love is the desire for perpetual possession of the good. Kata Plato.- halaman 293 
Kalimat sindiran:
1.   Ini benar-benar tidak masuk akal. Cinta bisa membuat orang tergenius sekalipun jadi gila.- halaman 109.
2.   Pria muda sudah sewajarnya berpasangan dengan gadis muda pula.- halaman 140
3.   Seringnya, aku tetap akan merasa sakit tanpa mengetahui bagaimana rasanya jika aku berpikiran positif.- halaman 156
4.   Kenapa sih kamu suka aku? Maksudku, coba kasih satu alasan. Satu aja. Kenapa?"
"Kenapa enggak?" –
halaman 292

Buku kedua  ini masih ditulis dari sudut pandang pertama Audy. Sang penulis, pandai menyelipkan celetukan kocak ditengah suasana sedih. Seperti biasa, buku ini bikin saya emosian, dan karakter favorite saya masih sama Rafael, kebayang nggak punya adik macam dia? Hehehe.
Overall, saya sangat menyukai bukunya dan kayaknya akan lebih banyak lagi konflik dibuku selanjutnya, mari kita saksikan beramai-ramai J .
Ratings: 4.5 of 5 stars



No comments:

Post a Comment