The Chronicles of Audy: 21 (The
Chronicles of Audy #2)
Penulis: Orizuka
Penyunting: Tia Widiana
Cover desainer dan ilustrator:
Bambang 'Bambi' Gunawan
Penerbit: Haru
ISBN: 602-774-237-2
Cetakan pertama, Juli 2014
308 halaman
[ Blurb ]
Hai. Namaku Audy.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja,
sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja,
sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R.
Aku sempat berhenti, tapi mereka berhasil membujukku untuk kembali
setelah memberiku titel baru: “bagian dari keluarga”.
Di saat aku merasa semakin akrab dengan mereka,
pada suatu siang,
salah seorang dari mereka mengungkapkan perasaannya kepadaku.
pada suatu siang,
salah seorang dari mereka mengungkapkan perasaannya kepadaku.
Aku tidak tahu harus bagaimana!
Lalu, seolah itu belum cukup mengagetkan,
terjadi sesuatu yang tidak pernah terpikirkan siapa pun.
terjadi sesuatu yang tidak pernah terpikirkan siapa pun.
Ini, adalah kronik dari kehidupanku yang semakin ribet.
Kronik dari seorang Audy.
***
[Review]
Dalam buku ini, perkembangan karakternya sangat terasa sekali Audy kembali
lagi ke rumah 4R. Kamu bisa membaca review seri 1 The Chonicles of Audy : 4R disini . Perlahan-lahan, Audy move on dari Regan. Regan hanya
menganggapnya adik, tidak lebih. Karakter Regan masih sama, masih pekerja keras, masih
sebagai pemimpin, masih ganteng, masih bau maskulin, dan tentunya masih setia
menunggu Maura, siapa Maura?.
Sosok romeo yang terkesan jorok dan jarang keramas dan berbagai kekonyolan
tingkahnya yang lainnya membuat pembaca senyum-senyum sendiri. Rex yang selalu
cool kayak kulkas, cuek kepada Audy. Tetapi perlahan-lahan sikapnya berubah
karna dia menyukai gadis tersebut. Yah, cowok yang berumur 17 tahun dan masih
pakai seragam sekolah SMA menyukai sosok Audy yang sebentar lagi kelar dari
skripsinya. What??? Rex suka masa yang
tua-tua yah, keinget Raffi Ahmad jadinya. J
Yang terakhir sosok imut Rafael, dia menunjukkan perubahan yang lebih baik
dari sebelumnya. Audy mengajari banyak hal kepadanya seperti sopan santun karna
kelakuan anak itu memang sudah luar biasa. Rafael memang balita yang genius,
diumurnya yang masih balita dia sudah bisa mengutak-atik kubik bahkan mengajari
teman-temanya. Dia juga menyanyikan lagu pop modern “Call me maybe” yang
seharusnya masih menyanyikan lagu Naik kereta api..tut..tut.. . Luar biasa
genius nih anak, tapi itu semua karna sang kakak Romeo selalu memutar lagu pop
sehingga Rafael familiar dengan lagu tersebut. Dia memang akrab sekali dengan
Romeo. Satu hal yang pastinya bikin saya senyum-senyum sendiri. Rafael selalu tidak nyaman ketika disekolah dan
berhadapan dengan murid biasa. Kalo, ingat adek sih Rafael gemes banget .
Pokoknya Di buku ini lebih ke pendalaman karakter, begitu juga pendalaman
hubungan Audy dengan 4R.
Audy tahu bahwa Regan sangat mengharapkan dan masih setia menunggu Maura
dari komanya. Dan satu yang pasti, ketika maura bangun dari tidurnya, dia harus
bersiap meninggalkan 4R yang telah menjadi keluarga baginya. Di buku ini muncul tokoh baru yang bernama Maura dan Ajeng.
Siapakah Maura? Apakah dia akan bangun dari komanya? Sanggupkah Audy berpisah dengan 4R? Lalu bagaimana kelanjutan
hubungan Maura dengan Rex?
Kutipan Favorit:
1.
Aku tidak akan menyerah hanya karna
satu dua komentar pedas.-halaman 40
2.
Kadang... walaupun ada hal-hal
yang menurutmu benar, lebih baik kamu simpan di dalam hati. Atau sampaikan
dengan cara yang lebih baik.- halaman 84
3.
Berharap
bikin kita lebih bersemangat hidup, kan? Tentunya sambil disertai usaha yang
konkret. – halaman 144
4.
Sampai
aku jadi orang yang bisa kamu andalkan, sampai kamu nggak lagi menganggap
perasaanku beban, sampai kamu sepenuhnya yakin, aku nggak akan minta jawaban. – halaman 290
5.
Love is the desire for perpetual possession of the
good. Kata Plato.- halaman 293
Kalimat sindiran:
1.
Ini benar-benar tidak masuk akal.
Cinta bisa membuat orang tergenius sekalipun jadi gila.- halaman 109.
2.
Pria muda sudah sewajarnya
berpasangan dengan gadis muda pula.- halaman 140
3.
Seringnya, aku tetap akan merasa
sakit tanpa mengetahui bagaimana rasanya jika aku berpikiran positif.- halaman 156
4.
Kenapa sih kamu suka aku? Maksudku, coba kasih satu
alasan. Satu aja. Kenapa?"
"Kenapa enggak?" – halaman 292
"Kenapa enggak?" – halaman 292
Buku kedua ini masih ditulis dari sudut pandang pertama Audy. Sang penulis, pandai menyelipkan celetukan kocak ditengah suasana sedih.
Seperti biasa, buku ini bikin saya emosian, dan karakter favorite saya masih
sama Rafael, kebayang nggak punya adik macam dia? Hehehe.
Overall, saya sangat menyukai bukunya dan kayaknya akan lebih banyak lagi
konflik dibuku selanjutnya, mari kita saksikan beramai-ramai J .
Ratings: 4.5 of 5 stars
No comments:
Post a Comment